Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa minuman keras (khamar) adalah sumber segala keburukan. Pada zaman sekarang, khamar dapat diartikan sebagai minuman beralkohol yang memabukkan.
Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Jauhilah minuman keras oleh kalian. Karena minuman keras merupakan sumber dari segala keburukan.”
Beliau kemudian bercerita, “Pernah ada seorang lelaki yang ahli ibadah hidup sebelum kalian. Kemudian ada seorang wanita jahat yang tertarik kepadanya. Wanita tersebut mengirim budak perempuannya kepada lelaki itu.”
“Budak perempuan itu mengatakan bahwa tuannya memanggil lelaki tersebut untuk memberikan kesaksian. Lelaki itu pergi bersama budak perempuan tersebut. Setiap kali mereka memasuki pintu, budak perempuan tersebut menguncinya. Sampai akhirnya, lelaki itu bertemu dengan seorang wanita cantik. Di samping wanita tersebut, ada seorang anak dan sebuah wadah besar berisi minuman keras.”
“Wanita yang menjadi tuan dari budak tersebut mengatakan, ‘Demi Allah, aku memanggil kamu ke sini bukan untuk memberikan kesaksian, tetapi untuk meminta kamu menyetubuhi aku, meminum segelas minuman keras, atau membunuh anak ini.'”
“Lelaki itu mengatakan, ‘Beri aku saja segelas minuman keras.'”
“Wanita cantik itu memberikan segelas minuman keras kepadanya. Lalu lelaki itu meminta tambahan. Tidak lama kemudian, lelaki itu mabuk, kemudian menyetubuhi wanita tersebut dan membunuh anak tersebut.”
“Karena itu, jauhilah minuman keras oleh kalian. Demi Allah, keimanan dan kecanduan minuman keras tidak akan bersatu sampai salah satunya saling menghilangkan yang lain.”
Kisah ini dikutip dari buku “150 Kisah Utsman bin Affan” yang ditulis oleh Ahmad Abdul Al Al-Thahthawi dan diterjemahkan serta diterbitkan kembali oleh PT Mizan Pustaka pada tahun 2016.
Berdasarkan kisah ahli ibadah yang berbuat zina dan membunuh karena mabuk oleh minuman keras, kita dapat mengambil pelajaran bahwa sesuatu yang memabukkan bisa menjadi sumber segala keburukan. Ketika seseorang mabuk, kesadarannya hilang dan ia tidak dapat membuat pertimbangan, bahkan tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk.