Berita  

Peran Penting Imam Ghazali dalam Pengembangan Tasawuf

Tasawuf sebagai ilmu mencapai kemapanannya terjadi di tangan Imam al-Ghazali. Abdul Kadir Riyadi dalam buku Arkeologi Tasawuf menjelaskan, sosok yang bergelar Hujjatul Islam berhasil menciptakan sayap bagi ilmu ini sehingga mampu terbang lebih tinggi.

“Sayap” yang dibuat al-Ghazali untuk tasawuf ada sepasang, yakni terdiri atas fikih dan filsafat. Adapun “raga”-nya adalah tarekat. “Indra penglihatan”-nya adalah wahyu Illahi. “Kedua telinga”-nya adalah logika penalaran. “Kaki-kakinya yang kokoh” adalah syariat.

Al-Ghazali menapaki jejak intelektual yang panjang. Mulanya, dia sendiri asyik berfilsafat. Namun, ketika masuk lebih dalam, dia menemukan ada kerancuan di dalam bidang itu sehingga mengoreksi pendapat sejumlah filsuf dalam beberapa poin.

Beberapa di antaranya adalah pendapat para filsuf tentang “keabadian alam”. Dalam Tahafutul Falasifa, al-Ghazali mengoreksi argumentasi ini dengan mengingatkan bahwa derajat Allah selalu yang tertinggi. Bahwa tidak ada yang abadi selain Zat Yang Mahatinggi. Allah sudah ada sejak alam belum diciptakan. Jadi, tidak benar jika ada yang berpendapat bahwa alam muncul dengan sendirinya.

Al-Ghazali menyatakan, seseorang harus menguasai gagasan para filsuf sebelum