Tidak ada rumah sakit yang serupa dengan rumah sakit Indonesia-Palestina di Gaza ketika merawat korban perang serangan militer Israel. Koordinator dokter MER-C Indonesia, dr. Fauziah, mengatakan bahwa bangunan rumah sakit, termasuk area parkir kendaraan, digunakan untuk merawat korban serangan tersebut. Jumlah korban yang terus meningkat menyebabkan manajemen rumah sakit tersebut menggunakan ruang terbuka dan telah menampung hingga 5.000 pasien saat ini, termasuk pengungsi.
Sebanyak 60-80 persen korban yang dirawat di rumah sakit Indonesia-Palestina tersebut adalah anak-anak dan perempuan dengan luka serius. Menurut dr. Fauziah, peningkatan jumlah pasien ini diharapkan karena rumah sakit tersebut merupakan satu-satunya layanan kesehatan terpercaya, terutama di wilayah Gaza Utara. Pemerintah Indonesia juga telah memberikan dukungan kemanusiaan yang konsisten bagi korban konflik di Gaza, termasuk dengan mendistribusikan 7 ton peralatan medis dan makanan bagi perempuan hamil dan anak-anak di bawah usia lima tahun.
Selain keandalan layanan medis yang diberikan oleh pemerintah Indonesia dan Palestina yang terus ditingkatkan, keamanan rumah sakit juga harus dipastikan dengan alasan kemanusiaan. Hal ini dikarenakan rumah sakit Indonesia di Gaza pernah diserang dan diledakkan oleh militer Israel sejak awal Oktober 2023, yang menyebabkan dua orang petugas tewas.
Pilihan redaksi: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Menghadapi Kekurangan Obat. Klik di sini untuk mendapatkan pembaruan berita terbaru dari Tempo di Google News.