Berita  

Health Ministry States that Wolbachia Does Not Pose a Risk of Causing New Diseases

Kementerian Kesehatan Indonesia menjelaskan bahwa penggunaan bakteri Wolbachia dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran demam berdarah dengue tidak akan mengakibatkan munculnya penyakit baru. “Wolbachia tidak menghasilkan penyakit baru yang berbahaya bagi kesehatan. Penelitian dan analisis risiko telah dilakukan,” kata juru bicara kementerian kesehatan Siti Nadia Tarmizi pada Jumat, 17 November 2023.

Menurut penelitian oleh Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM), Wolbachia adalah bakteri umum yang ditemukan pada spesies serangga seperti kupu-kupu, lalat, dan lebah. Refrensi dari studi yang dilakukan di lima dusun yang mencakup wilayah perumahan dan pertanian di Kabupaten Sleman dan Bantul, Yogyakarta pada tahun 2012, dia menekankan bahwa bakteri Wolbachia pipientis ditemukan pada 44,9 persen spesies serangga, termasuk kupu-kupu, ngengat, nyamuk, dan lalat.

Temuan penelitian juga mengungkap bahwa bakteri tersebut tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lainnya dan tidak menyebabkan penyakit apa pun. “Wolbachia adalah endosimbion obligat yang hanya bisa hidup di dalam sel organisme lain,” jelas Nadia.

Nadia menjelaskan bahwa nyamuk Aedes aegypti yang membawa bakteri tersebut dapat efektif mengurangi kasus demam berdarah. Kementerian Kesehatan telah melepaskan larva nyamuk Wolbachia di lima kota endemis demam berdarah untuk mengendalikan penyebaran virus dengue di negara tersebut sejak awal 2023, yakni Kota Semarang (47.251 area), Kota Bandung (20.513 area), Kota Jakarta Barat (18.761 area), Kota Kupang (9.751 area), dan Kota Bontang (4.917 area).

Exit mobile version