Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Utara (Sulut), Pendeta Lucky Rumopa, menilai bahwa penjajah Israel berbeda dengan agama Kristen. Karena hal itu, dia meminta gereja untuk tidak membela Israel. Menurutnya, gereja harus memiliki sikap tidak membela Israel karena Israel berbeda dengan kekristenan.
Pendeta Lucky juga mengecam tindakan Israel dan Hamas yang dianggapnya sebagai tindakan membabi buta. Ia juga memberikan penjelasan bahwa pengibaran bendera Israel di Bitung terjadi karena masyarakat masih memiliki persepsi yang keliru tentang Israel.
Menurutnya, Israel sudah tidak memiliki kedudukan sebagai bangsa pilihan dalam kekristenan. Para tokoh Kristen sudah menyampaikan hal ini kepada umatnya, namun terkadang masih ada yang tidak memahaminya dengan baik karena keterbatasan pendidikan.
Pendeta Lucky juga berharap agar insiden di Bitung menjadi alat introspeksi bagi masyarakat untuk dapat menjaga rasa kebersamaan. Dia menjelaskan bahwa tokoh-tokoh agama dari berbagai denominasi sudah duduk bersama polisi untuk membuat kesepakatan dan rencana doa perdamaian.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin juga mengajak semua pihak untuk menciptakan dan menjaga suasana kondusif di tengah situasi politik dan global sekarang. Menurutnya, masyarakat harus tetap mengedepankan nilai-nilai persaudaraan, perdamaian, dan ketenangan.
Dia secara tegas menyatakan bahwa Indonesia mendukung Palestina dan berharap agar perang di sana dapat dihentikan. Dia juga menegaskan bahwa posisi Indonesia sudah jelas dalam mendukung Palestina.