Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap lonjakan kasus Covid-19 di wilayah tersebut. Saat ini, sudah ada 15 kasus Covid-19 di Semarang.
“Ita, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa kasus Covid-19 yang terkonfirmasi terdiri dari kontak erat dengan warga pertama yang terpapar,” kata Ita di Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (13/12/2023).
Pada Senin (11/12/2023), Pemkot Semarang melaporkan penemuan tiga kasus Covid-19, dan jumlahnya telah meningkat menjadi 15 kasus, sesuai dengan yang tercantum di dashboard siaga corona. Salah satu upaya pencegahan adalah penerapan protokol kesehatan di tempat umum, seperti penggunaan masker, terutama bagi mereka yang merasa tidak sehat, kebiasaan cuci tangan, dan menjaga jarak.
Pemerintah Kota Semarang telah melakukan rapat koordinasi dengan rumah sakit, puskesmas, dan tim dari kelurahan dan kecamatan untuk meningkatkan kewaspadaan. Meskipun belum ada indikator darurat yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, termasuk kesiapan satuan tugas (satgas) Covid-19.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan forkompinda. Jika jumlah kasus Covid-19 terus naik, kami akan membentuk tim satgas Covid-19 seperti sebelumnya,” kata Ita.
Pembentukan satgas Covid-19 masih menunggu arahan dari pemerintah pusat, namun langkah antisipasi telah dilakukan dengan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Saat ini, belum ada rencana untuk menjadikan kembali Rumah Dinas Wali Kota Semarang sebagai tempat isolasi terpusat seperti saat pandemi Covid-19 sebelumnya, namun rumah sakit sudah siap.
Ita juga meminta kelurahan dan kecamatan untuk mengaktifkan kembali “Kampung Siaga Candi Hebat” sebagai langkah antisipasi agar kasus Covid-19 tidak melonjak tajam.
Pada Senin (11/12/2023) lalu, Pemkot Semarang melaporkan penemuan tiga kasus baru Covid-19 di wilayah tersebut setelah sekian lama sejak pandemi berakhir. Ketiganya telah menjalani isolasi mandiri dengan gejala ringan. Kasus pertama melibatkan seorang perempuan berusia 36 tahun, warga Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, namun memiliki kontak dengan rekannya yang memiliki riwayat pengobatan di Singapura.
Kasus kedua melibatkan seorang perempuan berusia 52 tahun, warga Mijen yang bekerja di salah satu universitas swasta di Kota Semarang, dan memiliki riwayat perjalanan ke Singapura pada 29 November-3 Desember 2023. Sementara kasus ketiga melibatkan seorang perempuan berusia 43 tahun, warga Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, yang merupakan teman perjalanan pasien kasus kedua.