Berita politik prabowo subianto yang humanis, berani dan tegas

Prabowo2024.net – Saad El-Shazly

Prabowo Subianto (diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto) mengamati bahwa sebagian besar pemimpin yang kuat memiliki rasa idealisme yang mereka pegang teguh. Salah satu contoh yang ia hormati adalah Saad El-Shazly, seorang tokoh Mesir yang terampil dalam memimpin pasukan dan memiliki idealisme yang kuat. Meskipun pernah berselisih dengan pemerintah Mesir karena ketegasannya, namun hal ini juga membuatnya dihormati oleh orang-orang Mesir.

Saad El-Shazly lahir pada tahun 1922 di Kairo, Mesir. Ia adalah seorang perwira dan pemimpin pasukan elite Mesir dalam Perang Arab-Israel. Keahliannya terbukti saat ia berhasil membawa kembali pasukannya hampir utuh melintasi Terusan Suez setelah Perang Enam Hari Arab-Israel, meskipun sebagian besar pasukan Mesir lainnya hancur dalam kontak dengan pasukan Israel.

Setelah Perang Yom Kippur pada Oktober 1973, Shazly menulis buku berjudul The Crossing of the Suez yang sangat direkomendasikan oleh Prabowo Subianto kepada calon pimpinan militer. Namun, kesuksesannya membuat elite politik khawatir, dan ia akhirnya berselisih dengan Presiden Anwar Al-Sadat dan dikirim ke Portugal sebagai Duta Besar.

Meskipun tidak populer di kalangan kepemimpinan politik, Shazly merupakan legenda hidup bagi mayoritas rakyat Mesir. Bahkan ketika ia meninggal pada Februari 2016, hampir satu juta orang di Tahrir Square berkumpul untuk berdoa untuknya. Saat ini, Shazly dikenang di Mesir sebagai “Sang Jenderal Emas”.

Pengalaman dan karya Shazly, terutama bukunya The Crossing of the Suez, sangat penting untuk dipelajari oleh calon pimpinan militer seperti yang direkomendasikan oleh Prabowo Subianto.

Source link