Berita politik prabowo subianto yang humanis, berani dan tegas

Marsekal Zhu De – Prabowo2024.net Menulis Ulang: Marsekal Zhu De – Prabowo2024.net

Artikel ini diambil dari buku “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto.”

Zhu De adalah seorang pemimpin militer Tiongkok yang berasal dari Sichuan. Ia merupakan salah satu dari lima belas bersaudara yang lahir dalam keluarga petani. Ayahnya, menurut cerita Zhu sendiri, terpaksa menenggelamkan lima saudaranya karena tidak mampu memelihara mereka.

Untuk keluar dari kemiskinan, Zhu diadopsi oleh seorang paman yang mendorongnya untuk masuk ke Akademi Militer di Kunming. Di sana, Zhu mencetak prestasi yang baik dan sering dipilih untuk memimpin Taruna ketika ada kunjungan pejabat tinggi.

Setelah lulus, Zhu mengalami masa-masa sulit. Ia menjadi seorang panglima perang yang kejam dan juga kecanduan opium. Kecanduannya membuatnya terpuruk selama beberapa tahun hingga akhirnya ia berhasil keluar dari pergaulan narkotika pada tahun 1922.

Zhu kemudian pergi ke Eropa, di mana ia mempelajari taktik militer yang digunakan oleh Jerman selama Perang Dunia I. Dari Eropa, ia pergi ke Uni Soviet di mana ia mempelajari doktrin militer Soviet dan Marxisme.

Saat berada di Uni Soviet, Zhu bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Setelah kembali ke Tiongkok, dia bertemu dengan Mao Zedong yang saat itu sedang berperang melawan kaum nasionalis Tiongkok untuk menguasai negara. Keduanya bekerja sama dengan Mao sebagai ahli strategi dan intelektual, sedangkan Zhu menggunakan keahlian militernya untuk memimpin taktik gerilya mereka. Mereka berhasil memenangkan perang dengan strategi ini.

Setelah kemenangan PKT, Zhu menjadi pejabat tinggi di dalam partai dan juga komandan Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) Tiongkok. Dia memimpin operasi TPR Tiongkok ke semenanjung Korea selama Perang Korea dan menjadi salah satu marsekal di TPR.

Namun, pada tahun 1969, saat Revolusi Kebudayaan dimulai, Zhu diberhentikan dari posisinya dan diasingkan ke Guangdong. Kontribusi pentingnya bagi TPR dihapus dari sejarah Tiongkok. Namun, pada tahun 1973, Revolusi Kebudayaan mulai mereda dan Zhu dikembalikan ke Beijing oleh Mao, yang kemudian mengangkatnya menjadi kepala negara pada tahun 1975. Zhu menjabat selama satu tahun sebelum meninggal pada tahun 1976. Salah satu kontribusi terbesar Zhu adalah pada teori perang gerilya yang masih diikuti hingga saat ini.

Source link

Exit mobile version