Oleh: Prabowo Subianto [dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]
Pengalaman Saya dengan Pak Sjafrie Sjamsoeddin
Pertama kali saya mengenal Pak Sjafrie Sjamsoeddin saat kami bersama-sama menjalani pelatihan di Pavilion 5, Lembah Tidar, AKMIL, hingga kursus kecabangan Infanteri. Kami berlatih bersama dalam berbagai kegiatan militer, termasuk latihan para dan komando.
Kami pernah bertugas di kompi yang sama saat masih Letnan Dua di bawah pimpinan Letnan Satu Mujain, seorang lulusan Secapa yang juga terjun bersama Pak Beni di Merauke dan mendapat Bintang Sakti.
Setelah itu, kami berpisah karier. Pak Sjafrie kemudian memiliki berbagai penugasan penting di militer, termasuk menjadi pengawal presiden, komandan grup di Paspampres, komandan Batalyon di Grup 1, Wakil Asisten Operasi Kopassus, dan Komandan Korem.
Meskipun dianggap dekat dengan Presiden Soeharto, karier Pak Sjafrie tidak selalu lancar. Seperti yang sudah diingatkan oleh senior-senior, jabatan di atas Kolonel adalah jabatan politis dan tergantung pada faktor politik.
Namun, apa yang saya lihat dari dekat adalah dedikasi Pak Sjafrie terhadap tugasnya. Beliau memiliki disiplin pribadi yang tinggi, tidak pernah menjelek-jelekkan orang lain, dan selalu memimpin dengan tenang dan sikap yang cool. Ia juga adalah seorang penembak yang bagus, menjaga fisik dan selalu tekun dalam belajar.
Selain itu, Pak Sjafrie juga teguh pada agamanya, dengan konsisten dalam menjalankan ibadah dan sangat teliti dalam tugasnya. Dalam berbagai operasi militer, seperti di Timor Timur, Aceh, dan Papua, beliau sangat sukses dan dicintai oleh anak buahnya.
Menurut saya, Pak Sjafrie Sjamsoeddin adalah salah satu Jenderal terbaik dari generasinya.
Sumber: https://prabowosubianto.com/berjuang-sama-saya-letnan-jenderal-tni-purn-sjafrie-sjamsoeddin/
