Jakarta – Sebanyak 29 organisasi peduli lingkungan mendorong strategi untuk menjaga kelestarian alam. Hal itu dilakukan guna memastikan keberlangsungan lingkungan bagi generasi di masa depan.
“Dengan rendah hati dan tekad bersama, kami, aktivis lingkungan hidup berbasis agama, kepercayaan, dan kearifan lokal, dengan ini menyampaikan seruan bersama kepada Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, serta Kementerian dan Lembaga terkait. Seruan ini adalah langkah serius kami dalam memajukan kualitas lingkungan hidup demi masa depan yang berkelanjutan bagi bangsa,” bunyi seruan tersebut.
Seruan yang pertama, komitmen peningkatan kualitas lingkungan hidup. Organisasi tersebut mendorong pemerintah Indonesia, di tingkat pusat maupun daerah, untuk memberikan komitmen nyata terhadap peningkatan kualitas lingkungan hidup. Kami mendesak pemerintah untuk terus menerus mengedukasi publik dalam pemeliharaan lingkungan dan berkomitmen melakukan penanganan berbagai masalah lingkungan hidup dan bencana ekologi, terutama terkait dampak perubahan iklim, emisi, deforestasi, serta manajemen sampah dan limbah.
Kedua, pencegahan terhadap kejahatan lingkungan, dan penegakan hukum. Mendesak pemerintah untuk secara konsisten mencegah dan menindak keras kejahatan lingkungan yang menghancurkan ekosistem, mengganggu kesehatan masyarakat, menimbulkan kerugian negara, menurunkan kewibawaan negara, menghancurkan kebudayaan, serta menghilangkan moral dan spiritualitas terhadap lingkungan hidup.
Ketiga, pengarusutamaan pengurangan risiko bencana. Mendorong pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk selalu berkomitmen melakukan pencegahan, mitigasi dan adaptasi dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Keempat, revitalisasi nilai-nilai keagamaan, kepercayaan dan kearifan lokal. Mendesak pemerintah untuk membuat regulasi yang pro lingkungan hidup, serta mengakui dan menjadikan kekuatan tradisi agama, kepercayaan dan kearifan lokal sebagai pilar moral dan etika dalam penanganan masalah lingkungan hidup dan bencana ekologi.
Kelima, kerja sama pemerintah dan masyarakat. Mendorong terciptanya kerja sama yang kokoh dan berkelanjutan antara pemerintah dan masyarakat. Dalam konteks penanganan berbagai masalah lingkungan hidup dan bencana ekologi, kita harus menggali pemahaman mendalam tentang kesejatian tradisi agama-agama, kepercayaan dan kearifan lokal untuk membangun kesadaran lingkungan yang berlandaskan pada kemaslahatan bersama.
Terakhir, aktivis lingkungan hidup berbasis agama, kepercayaan, dan kearifan lokal meyakini bahwa komitmen ini tidak hanya menjadi fondasi, tetapi juga pendorong kuat untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan dan seimbang di Indonesia.
Organisasi dan Komunitas Lingkungan Hidup Berbasis Agama, Kepercayaan, dan Kearifan Lokal:
Aliansi Interfaith Rainforest (IRI)
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)
Biro Pengurangan Risiko Bencana – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
Caritas Indonesia
Clean The City (CTC)
Dewan Masjid Indonesia (DMI)
Dewan Pengurus Nasional Pemuda Agama Khonghucu Indonesia (DPP PAKIN)
Eco Bhinneka Muhammadiyah (EBM)
Eco-deen IDE
Green Faith Indonesia
Humanitarian Forum Indonesia (HFI)
Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAKA)
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana PP ‘Aisyiyah
Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH SDA MUI)
Lembaga Penanggulangan Bencana dan perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI NU)
Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah, PP Muhammadiyah
Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah, Riau
Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI)
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN)
Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)
Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
Pemerhati Peduli Lingkungan Hidup (Pepulih)
Persatuan Umat Buddha Indonesia (PERMABUDI)
Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI)
Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI Unas)
Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
SALAM Institute
Ummah for Earth