Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Sekjen Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Mathias Cormann di Jakarta. Salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait proses keanggotaan penuh Indonesia di OECD. Sebelumnya, Cormann juga mengunjungi Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Indonesia sedang menjalani tahapan sebagai kandidat anggota OECD, yang dikenal sebagai aksesi. Sebagai bagian dari proses ini, Indonesia harus menyampaikan memorandum awal untuk memenuhi standar dan persyaratan keanggotaan resmi OECD. Menjadi anggota OECD merupakan suatu sejarah bagi Indonesia, karena merupakan satu-satunya negara dari Asia Tenggara yang pertama kali menjadi kandidat anggota OECD. Sampai saat ini, sudah ada 38 negara yang mendukung Indonesia untuk menjadi anggota OECD.
OECD adalah organisasi internasional yang bertujuan mempromosikan koordinasi kebijakan dan kebebasan ekonomi di antara negara-negara maju. Awalnya didirikan sebagai Organisation for European Economic Co-operation (OEEC) pada tahun 1948 untuk memantau kontribusi AS dan Kanada. Kemudian, OECD dibentuk pada tahun 1961 yang beranggotakan negara-negara termasuk Amerika Serikat, negara-negara di Eropa Barat, Jepang, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, dengan kantor pusat di Paris, Prancis.
Pada 1990-an, anggota OECD diperluas dengan masuknya Meksiko, Korea Selatan, dan negara-negara Eropa Timur. Beberapa tahun terakhir, India, Brazil, Republik Rakyat Tiongkok, dan India juga mendukung agenda kerja OECD. Visi dan misi OECD adalah mempromosikan kebijakan yang meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat di negara maju, serta meningkatkan ekonomi global dan memajukan perdagangan dunia. Hal ini memberikan kesempatan bagi pemerintah dari berbagai negara untuk bekerja sama dalam mencari solusi bersama-sama.
