Kasus dugaan korupsi manipulasi kredit yang terjadi di Bank Jatim Cabang Jakarta telah mengejutkan banyak pihak, dengan kerugian mencapai Rp569,4 miliar. Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur, Nur Faizin, menegaskan bahwa kasus ini adalah catatan yang buruk bagi BUMD yang dimiliki oleh Pemprov Jatim. Meskipun telah ditetapkan tiga tersangka oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Nur Faizin yakin bahwa kasus ini melibatkan lebih dari sekadar tiga orang.
Menurut Nur Faizin, kerugian sebesar miliaran rupiah yang dialami Bank Jatim akibat kredit fiktif tidak mungkin hanya melibatkan tiga orang saja. Dia curiga bahwa ada pihak lain yang terlibat dalam penggelapan dana sebesar Rp569,4 miliar tersebut. Oleh karena itu, Nur Faizin mendukung pembentukan Panitia Khusus (Pansus) oleh DPRD Jatim untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut, dengan Fraksi PKB Jatim sebagai inisiator pembentukan Pansus Bank Jatim.
Kasus serupa sebelumnya juga pernah terjadi di Bank Jatim, di antaranya kebobolan Rp119,9 miliar dalam kasus TPPU dan kredit fiktif senilai Rp25 miliar di Bank Jatim Cabang Syariah Sidoarjo tahun 2022, serta kredit fiktif Rp170 miliar di Bank Jatim Cabang Kepanjen, Malang tahun 2021. Dengan demikian, pembentukan Pansus Bank Jatim diharapkan dapat membantu pemerintah menyelesaikan masalah yang tengah menimpa BUMD di Jawa Timur.
