Banyak orang menyukai gorengan sebagai pilihan menu saat berbuka puasa. Namun, ada anggapan bahwa gorengan tidak sehat dan sebaiknya dihindari. Sebenarnya, mengonsumsi gorengan saat berbuka boleh dilakukan dengan catatan tertentu. Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyarankan agar gorengan dikonsumsi dengan hati-hati, tidak langsung setelah berbuka puasa karena tenggorokan masih perlu hidrasi. Sebagai alternatif, cemilan ringan seperti kurma, kue kecil, atau jus bisa menjadi opsi yang lebih sehat sebelum makan besar pasca-salat Magrib.
Penting untuk memperhatikan dampak kesehatan dari konsumsi gorengan, karena proses penggorengan dalam minyak banyak meningkatkan kalori dan lemak dalam makanan. Misalnya, tempe goreng mengandung 72 kalori dan 4,2 gram lemak per potong. Konsumsi gorengan secara berlebihan dapat menyebabkan asupan kalori yang berlebihan, meningkatkan risiko obesitas, diabetes, kolesterol tinggi, dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi gorengan secara terbatas, mungkin hanya satu potong sebagai camilan berbuka puasa. Lebih baik jika gorengan dibuat sendiri di rumah dan menggunakan minyak sekali pakai yang rendah lemak trans.
Selain itu, penting juga untuk menjaga asupan makanan bergizi seimbang dan memenuhi kebutuhan cairan harian bagi tubuh selama berpuasa. Dengan memperhatikan porsi dan jenis gorengan yang dikonsumsi, serta menerapkan pola makan sehat, kita dapat menikmati gorengan sebagai camilan berbuka puasa tanpa merusak kesehatan tubuh.