PortalBeritaAntara.info adalah situs berita yang berfokus pada penyajian informasi terbaru dan analisis mendalam

Mengenal Catur Brata Penyepian: 4 Larangan Saat Nyepi

Hari Nyepi merupakan momen sakral bagi umat Hindu di Indonesia, terutama di Bali, yang menandai pergantian Tahun Baru Saka. Perayaan ini berbeda karena Nyepi dijalani dalam keheningan dan perenungan diri. Umat Hindu menjalankan catur brata penyepian, yaitu empat pantangan utama selama 24 jam penuh. Tujuannya adalah membersihkan diri, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan menciptakan harmoni dengan alam semesta.

Catur brata penyepian terdiri dari Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan, dan Amati Lelangua. Tidak hanya sebagai larangan, tetapi juga kesempatan untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Melalui keheningan dan pengendalian diri, umat Hindu diajak untuk memahami makna kehidupan dan menemukan ketenangan batin.

Saat Hari Nyepi, umat Hindu di Bali mematikan lampu, menghentikan aktivitas, dan menjaga keheningan. Mereka mengikuti catur brata penyepian untuk refleksi diri, meditasi, dan mencari ketenangan. Hari Nyepi juga dihormati oleh wisatawan dan penduduk non-Hindu dengan tetap di tempat tinggal tanpa lampu terang.

Amati geni (tidak menggunakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bersenang-senang), dan amati lelanguan (tidak berpergian) adalah aturan utama dalam catur brata penyepian. Dengan menjalankan aturan ini, umat Hindu dapat mendalami makna kehidupan, memperkuat hubungan dengan Tuhan, dan mencapai kedamaian jiwa.

Nyepi diperingati pada hari pertama bulan kesepuluh dalam kalender Saka, biasanya pada bulan Maret atau April. Pada tahun 2025, Nyepi jatuh pada Sabtu, 29 Maret, dengan pemerintah Indonesia menetapkan libur nasional. Meskipun ada pembatasan, Nyepi tetap merupakan bagian penting dari tradisi dan budaya Bali serta pengalaman spiritual yang mendalam bagi semua yang merayakannya.

Source link