Penanggalan Masehi yang digunakan saat ini memiliki kaitan panjang dengan sejarah Romawi, budaya, serta tokoh penting dalam sejarah. Kalender ini telah mengalami evolusi sejak zaman Julius Caesar hingga Paus Gregorius XIII. Sebelum menjadi kalender Gregorian yang kita kenal sekarang, awalnya ada kalender Julian yang diintroduksi pada tahun 45 SM. Nama-nama bulan dalam kalender Masehi berasal dari sistem kalender Romawi kuno yang telah berevolusi sejak zaman Julius Caesar.
Satu per satu, bulan dalam kalender Masehi memiliki asal-usul penamaannya yang menarik. Misalnya, bulan Januari diambil dari dewa Romawi Janus, bulan Februari dari kata Latin “februa” yang berarti “penyucian”, dan seterusnya. Proses evolusi dari kalender Julian ke Gregorian dilakukan untuk mengatasi ketidakakuratan dalam penghitungan waktu yang dikemukakan oleh kalender Julian. Ini menunjukkan betapa pentingnya penanggalan dalam memahami sejarah dan budaya masa lampau.
Perubahan-perubahan ini menunjukkan betapa pentingnya untuk memahami sejarah penanggalan Masehi dalam konteks budaya dan sejarah manusia. Meskipun telah mengalami berbagai pembaharuan, penamaan bulan dalam kalender Masehi tetap mempertahankan akar sejarahnya dari peradaban Romawi kuno. Keseluruhan, hal ini membuktikan bahwa waktu bukan hanya hitungan angka semata, melainkan juga bagian dari budaya, keyakinan, dan sejarah panjang umat manusia.