Asam lambung naik atau refluks asam adalah masalah umum yang sering dialami, dimana gejalanya termasuk sensasi terbakar di dada, mual, dan ketidaknyamanan di perut bagian atas. Jika terjadi secara berulang, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup seseorang. Salah satu pemicu utama refluks asam adalah jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Beberapa makanan tertentu dapat memicu naiknya asam lambung dan memperparah gejalanya. Berikut adalah tujuh makanan yang sebaiknya dihindari untuk mencegah kekambuhan refluks asam.
Makanan tinggi lemak, seperti gorengan dan produk olahan susu tinggi lemak, dapat memperlambat proses pencernaan dan melemahkan otot sfingter esofagus bawah (LES), yang menyebabkan asam lambung naik. Makanan pedas, seperti cabai dan sambal, mengandung capsaicin yang dapat mengiritasi lambung dan memperlambat pengosongan lambung, meningkatkan risiko refluks asam. Buah-buahan asam seperti jeruk, lemon, dan nanas mengandung asam sitrat yang tinggi, yang dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memicu refluks.
Cokelat mengandung kafein dan lemak yang dapat melemahkan LES dan meningkatkan produksi asam lambung, menyebabkan refluks. Minuman berkafein, seperti kopi, merangsang produksi asam lambung dan melemahkan LES, meningkatkan risiko asam lambung naik. Minuman berkarbonasi, seperti minuman bersoda, dapat menyebabkan perut kembung dan tekanan pada lambung, mendorong asam lambung naik ke kerongkongan. Bawang putih dan bawang merah dapat menyebabkan iritasi pada lambung dan melemahkan LES, memicu gejala refluks asam.
Menghindari atau membatasi konsumsi makanan dan minuman tertentu dapat membantu mengurangi risiko asam lambung naik. Menjaga pola makan yang teratur dan sehat juga sangat penting untuk mencegah gejala refluks asam. Mengatur porsi makan, menghindari makan malam larut, dan menyusun waktu makan secara konsisten dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan lambung.