Gigi berlubang mungkin terlihat sepele di awal, namun jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bisa berkembang menjadi masalah serius yang mengganggu kenyamanan hingga mempengaruhi kualitas hidup. Lubang kecil pada gigi sering kali tidak menimbulkan gejala berarti, sehingga banyak orang baru menyadari-nya saat rasa nyeri mulai muncul. Padahal, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Memahami gejala awal gigi berlubang, seperti ngilu saat makan manis atau dingin, serta mengetahui cara mengatasinya dapat membantu menjaga kesehatan mulut jangka panjang dan menghindari perawatan gigi yang lebih kompleks di kemudian hari.
Setiap orang bisa mengalami gejala gigi berlubang yang berbeda-beda, tergantung pada seberapa besar dan di mana letak lubang tersebut. Pada tahap awal, lubang yang masih kecil sering kali tidak menimbulkan keluhan apa pun. Namun, saat kerusakan makin parah, beberapa tanda yang bisa dirasakan antara lain: rasa ngilu atau nyeri saat mengonsumsi makanan atau minuman yang dingin, panas, atau manis, sensasi nyeri yang muncul tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, ketidaknyamanan saat menggigit makanan, gigi terasa lebih sensitif dari biasanya, munculnya bercak putih, kecokelatan, atau kehitaman pada gigi, lubang kecil yang mulai terlihat di permukaan gigi. Mengetahui gejala ini sejak dini sangat penting agar perawatan dapat dilakukan sebelum kerusakan bertambah parah.
Untuk mengatasi gigi berlubang, terdapat beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, memakai pasta gigi yang mengandung fluoride. Jika lubang pada gigi masih tergolong baru, penggunaan pasta gigi berfluoride bisa menjadi langkah awal yang efektif. Fluoride berfungsi membantu memperbaiki enamel gigi yang mulai terkikis. Perawatan fluoride tersedia dalam berbagai bentuk, seperti gel, cairan, busa, hingga larutan khusus yang dioleskan langsung pada area gigi yang rusak. Kemudian, ada juga prosedur tambal gigi. Jika kerusakan pada gigi sudah cukup parah, prosedur tambal gigi mungkin diperlukan. Dalam proses ini, dokter akan membersihkan bagian gigi yang telah rusak dengan alat khusus. Setelah dibersihkan, rongga akan diisi menggunakan bahan seperti resin komposit, porselen, perak, atau emas, tergantung kebutuhan dan preferensi pasien.
Selain itu, pemasangan crown gigi juga merupakan pilihan untuk menangani gigi berlubang. Bila kerusakan telah merusak sebagian besar struktur gigi, maka dokter mungkin menyarankan pemasangan crown atau mahkota gigi tiruan. Langkah ini dilakukan dengan mengikis bagian gigi yang rusak, kemudian memasang crown buatan di atasnya untuk memperkuat dan melindungi gigi yang tersisa. Bahan yang digunakan umumnya porselen, resin, atau logam mulia seperti emas. Jika kondisi gigi sudah terlalu parah dan tidak bisa diselamatkan, pencabutan mungkin menjadi satu-satunya pilihan. Setelah gigi dicabut, akan terbentuk celah yang bisa diatasi dengan pemasangan gigi palsu atau implan agar fungsi dan estetika tetap terjaga. Kabar baiknya, untuk mengurangi rasa sakit akibat gigi berlubang, Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai anjuran dokter.