Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menegaskan komitmen pemerintahannya untuk mengakhiri ketergantungan negara pada energi impor. Menurutnya, kedaulatan sejati terletak pada kemandirian energi, yang ia sampaikan dalam pembukaan Konvensi dan Pameran IPA Indonesia ke-49 di Nusantara Hall, ICE BSD City di Tangerang. Hadir di hadapan para eksekutif migas global dan duta besar asing, Prabowo menekankan bahwa kedaulatan suatu negara diukur dari kemampuannya memberi makan rakyatnya sendiri dan memenuhi kebutuhan energi internya. Keamanan energi disebutnya sebagai pilar penting kedaulatan nasional yang perlu diprioritaskan.
Sementara itu, Presiden Prabowo juga memperlihatkan pencapaian awal pemerintahannya dalam enam bulan terakhir, termasuk produksi minyak dan gas pertama dari ladang Forel dan Terubuk di Kepulauan Natuna. Produksi baru ini berhasil menambah 20.000 barel minyak per hari dan 60 juta kaki kubik gas standar per hari, sepenuhnya dikembangkan oleh bakat Indonesia. Prabowo juga memberikan informasi tentang peningkatan cadangan pangan terbaru, di mana stok beras dan jagung Indonesia mencapai level tertinggi sejak berdirinya negara ini.
Prabowo juga mencatat hambatan birokrasi yang menghambat investasi dan produksi energi serta meminta reformasi regulasi. Dia menegaskan bahwa pejabat yang menghambat kemajuan akan digantikan. Presiden juga memberikan undangan terbuka kepada investor domestik dan internasional, dengan menunjuk Danantara Indonesia sebagai mitra kunci dalam memajukan proyek-proyek energi nasional.