Cara melatih bayi agar bisa duduk dan tanda perkembangannya

Menjadi seorang orang tua, seringkali muncul pertanyaan seputar kapan seharusnya bayi bisa duduk. Hal ini penting karena kemampuan duduk merupakan tahap perkembangan motorik kasar yang menentukan sebelum bayi mulai menerima makanan pendamping ASI (MPASI). Umumnya, bayi mulai belajar duduk sekitar usia 4 hingga 7 bulan. Namun, kemampuan duduk tanpa bantuan baru benar-benar tercapai pada usia 8 hingga 9 bulan, ketika otot punggungnya cukup kuat untuk menopang tubuhnya.

Duduk merupakan indikasi penting bahwa bayi siap untuk makan, karena tubuhnya perlu cukup kuat untuk menopang kepala dan leher agar tidak tersedak. Setiap bayi memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda, sehingga perbedaan dalam mencapai kemampuan duduk sebaiknya tidak menjadi masalah kecuali terjadi keterlambatan yang signifikan. Jika bayi tidak menunjukkan tanda-tanda kesiapan seperti kesulitan menegakkan kepala, disarankan untuk menunda pemberian makanan padat dan berkonsultasi dengan dokter anak, terutama jika bayi lahir prematur atau memiliki kondisi medis tertentu.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih bayi agar cepat bisa duduk, seperti melakukan Tummy time untuk memperkuat otot-ototnya, dudukkan bayi di pangkuan untuk melatih keseimbangan tubuhnya, dan latih bayi duduk di lantai dengan bantuan mainan. Selain itu, memberikan stimulasi visual dengan menggunakan mainan atau cermin, serta memberikan contoh cara duduk dan merangkak juga bisa membantu bayi dalam proses belajar.

Penting untuk memahami tahapan perkembangan bayi dan memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia dan kondisi bayi. Jika terdapat kekhawatiran terhadap perkembangan bayi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis profesional. Bahkan, mengikuti saran dari American Academy of Pediatrics untuk menghindari penggunaan alat bantu seperti baby walker atau bouncer dapat membantu bayi dalam mengembangkan kemampuan motoriknya.

Source link