Terbaru, istilah “Latte Dad” atau latte pappa menjadi pembicaraan hangat di media sosial. Istilah ini menggambarkan ayah yang santai menikmati minuman latte di kafe sambil merawat anaknya. Namun, ini mencerminkan perubahan pola pengasuhan di Swedia dan menginspirasi diskusi global tentang peran ayah dalam keluarga.
Asal mula Latte Dad bermula dari Swedia dengan kebijakan keluarga modern yang memungkinkan orang tua berbagi cuti berbayar. Orang tua di Swedia dapat membagi 480 hari cuti berbayar saat anak lahir, dengan pembayaran hingga 80 persen gaji. Hal ini membuat ayah lebih terlibat dalam keseharian anak, sehingga istilah Latte Dad mulai populer.
Fenomena Latte Dad membawa manfaat positif seperti hubungan emosional yang erat antara anak dan kedua orangtua, kesempatan bagi ibu untuk kembali bekerja, penerimaan peran ayah sebagai pengasuh utama, dan minimnya stereotip gender dalam pengasuhan. Meskipun menarik, konsep ini belum mudah diterapkan di banyak negara karena kurangnya kebijakan yang mendukung.
Meski begitu, komunitas Latte Dad di berbagai negara terus berkembang, berbagi pengalaman dan tips pengasuhan. Fenomena ini memberi pelajaran bahwa investasi dalam program cuti orang tua yang fleksibel dapat menciptakan generasi yang seimbang dan adil gender. Latte Dad bukan hanya simbol gaya hidup, tetapi juga simbol masa depan pengasuhan yang inklusif dan setara.