REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Langkah Pemerintah Indonesia untuk mencapai misi Indonesia Emas 2045 disambut positif oleh pelaku bisnis di Tanah Air, salah satunya Djoni Rosadi.
Pelaku bisnis asal Kota Bandung ini memandang, lembaga pesantren yang jumlahnya mencapai ribuan di Tanah Air memainkan peran besar sebagai pilar dan kekuatan ekonomi dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Sebagai langkah awal, Djoni menggagas Indonesia Quran Hours, sebuah acara akbar tahunan yang diadakan secara rutin, dengan fokus utama pada penyatuan hati seluruh umat Islam dengan Alquran.
Selain mengajak umat Islam untuk mendekatkan diri dengan Alquran, menjalankan ajaran-ajaran mulia yang terkandung di dalamnya, serta berbuat kebaikan sesuai nilai-nilai Alquran, acara ini juga menjadi forum untuk merumuskan agenda besar dalam mendorong terciptanya cita-cita kemandirian ekonomi umat agar bisa mencapai Indonesia Emas 2045.
Indonesia Quran Hours yang baru-baru ini telah digelar di Masjid Istiqlal Jakarta, dimulai dengan seminar dan workshop yang membahas tema “Meneratas Jalan Kemandirian Ekonomi Umat menuju Indonesia Emas 2045”.
Acara ini dihadiri oleh ribuan santri pesantren dan umat Islam serta dihadiri oleh Wakil Presiden KH Maruf Amin.
Berbagai lembaga turut serta dalam mendukung acara ini, di antaranya Quran Cordoba, Nur Quran Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren), dan Bank Indonesia.
“Tahun ini, kami berkolaborasi dengan beberapa pihak, kami fokus merumuskan agenda besar kemandirian ekonomi umat melalui ekonomi pesantren untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045,” kata Djoni Rosadi pada Senin (1/4/2024).
Menurut Djoni, potensi ekonomi pesantren sangat besar dan menjanjikan. Oleh karena itu, diperlukan terobosan dan dukungan nyata dari berbagai pihak untuk mengembangkan ekonomi pesantren, terutama dari pemerintah.
“Kami berharap agar pemerintah memberikan dukungan kepada lembaga perekonomian umat, terutama ekonomi pesantren, melalui edukasi, afirmasi, fasilitasi, dan advokasi, serta memberikan ruang bagi kontribusi dan partisipasi lembaga perekonomian pesantren dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Yang terpenting, percepatan dalam menciptakan regulasi yang mendukung kemandirian perekonomian pesantren,” tambahnya.
Untuk memulai program penguatan ekonomi pesantren, Djoni bersama timnya akan segera menetapkan pesantren binaan di beberapa daerah di Indonesia dan fokus pada penguatan kelembagaan ekonomi serta pengembangan komoditas unggulan.
“Insya Allah, gerakan ini akan segera berjalan dalam upaya kita untuk memajukan ekonomi pesantren agar bisa mencapai target Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Wakil Presiden KH Maruf Amin menyambut baik kerjasama antara Hebitren dan Yayasan Nur Quran Indonesia dalam penyelenggaraan Indonesia Quran Hours. Wapres mengajak umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia untuk meningkatkan kemampuan ekonominya.
“Kita bersama menyongsong Indonesia emas 2045, umat Islam harus memberikan kontribusi besar dalam penguatan ekonominya,” tegasnya. Menurut Wapres, tantangan menuju kemandirian umat di antaranya disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Selain itu, diperlukan kontribusi semua pihak, terutama pesantren, dalam menggalakkan kemandirian umat secara menyeluruh, karena kemandirian umat juga berarti menguatkan taqwiyat ul ummah, baik dalam bidang pendidikan maupun ekonomi.
“Oleh karena itu, perlu ada usaha untuk meningkatkan semangat, menggalakkan partisipasi, dan kontribusi dari semua kalangan dalam mencapai kemandirian ekonomi umat,” ujarnya. Wapres berharap umat Islam dapat menerapkan ajaran Alquran dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga Allah SWT menjadikan kita umat ahlul Qur’an yang selalu membaca Alquran setiap menit dan jam serta menerapkan ajaran Alquran dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam bidang ekonomi yang sesuai dengan syariah,” tegasnya.