Berita politik prabowo subianto yang humanis, berani dan tegas
Berita  

Kinerja Keuangan BSI Terungkap di Tengah Isu Penarikan Dana Muhammadiyah

Kinerja Keuangan BSI Terungkap di Tengah Isu Penarikan Dana Muhammadiyah

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah memutuskan untuk mengalihkan dananya serta menginstruksikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk ikut memindahkan dananya dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Keputusan penarikan ini tercantum dalam Memo Muhammadiyah nomor 320/1.0/A/2024 mengenai Konsolidasi Dana yang diterbitkan pada 30 Mei lalu.

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan bahwa Muhammadiyah memiliki komitmen tinggi dalam mendukung perbankan syariah. Namun, fakta menunjukkan bahwa dana Muhammadiyah terlalu banyak ditempatkan di BSI, sehingga hal ini dapat menimbulkan risiko konsentrasi (concentration risk) secara bisnis.

BSI merespons keputusan PP Muhammadiyah dengan menegaskan komitmennya untuk memenuhi ekspektasi semua pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat sesuai dengan syariat Islam. Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengatakan bahwa BSI akan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Meskipun terjadi pengalihan dana, BSI tetap berkomitmen untuk menjadi mitra strategis dan bersedia berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi umat. Kinerja BSI pada empat bulan pertama tahun 2024 terbilang solid dengan pertumbuhan laba sebesar 15,05 persen YoY menjadi Rp 2,24 triliun (belum diaudit), didorong oleh pembiayaan yang tumbuh sebesar 18 persen YoY menjadi Rp 251,6 triliun dan kualitas yang terjaga dengan NPF Net di 0,57 persen.

Selain dari sisi pembiayaan, Fee Based Income juga mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga 30 persen YoY, terutama didorong oleh transaksi melalui e-channel dan treasury. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI juga mengalami kenaikan sekitar 9,41 persen menjadi Rp 293,25 triliun dalam periode yang sama. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan CASA yang meningkat menjadi 61,21 persen yang ditopang oleh naiknya tabungan wadiah.

BSI juga berhasil menurunkan beban operasional sebesar 0,63 persen YoY dan cost to income ratio yang meningkat menjadi 47,51 dibandingkan posisi bulan Maret 2024. Jumlah investor institusi asing dalam kepemilikan saham BSI juga meningkat menjadi 53 persen per April 2024 dari 44,3 persen pada April 2023.