Menurut Prabowo Subianto dalam bukunya “Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I: Pemimpin Teladan dari Tentara Republik Indonesia”, ada kutipan dari Sun Tzu yang mengatakan bahwa pemimpin harus memperlakukan pasukannya seperti anak-anaknya sendiri agar pasukan tersebut bersedia mengikuti pemimpin hingga ke lembah terdalam sekalipun, bahkan sampai mati. Ini menunjukkan pentingnya hubungan emosional antara pemimpin dan pasukannya dalam mencapai kepemimpinan militer yang sukses.
Pemimpin militer yang sukses harus menjadi panutan dan mampu memperoleh loyalitas dari para prajuritnya. Hal ini diperkuat dengan studi ilmiah dalam psikologi yang menunjukkan bahwa komunikasi nonverbal seperti bahasa tubuh dapat dipahami oleh anggota kelompok atau unit tertentu untuk merasakan keseriusan atau ketidakseriusan pemimpin mereka.
Bahkan, polisi dan badan intelijen di berbagai negara mengadakan kursus khusus untuk melatih petugas mereka dalam membaca ekspresi wajah mikro untuk menilai apakah seseorang sedang berbohong atau tidak. Kehandalan analisis ekspresi wajah mikro ini terbukti sangat tinggi dan merupakan kunci keberhasilan seorang pemimpin.
Oleh karena itu, dalam lingkungan militer, terutama dalam unit tempur, penting bagi seorang pemimpin untuk jujur dan serius di hadapan para prajuritnya. Seorang pemimpin yang tidak jujur dan tidak serius akan kehilangan rasa hormat dari pasukannya. Dengan demikian, hubungan emosional dan kejujuran pemimpin terhadap pasukannya merupakan faktor kunci dalam mencapai kepemimpinan militer yang sukses.
