Menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat Muslim. Namun, bagi penderita penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan jantung, terkadang muncul kekhawatiran mengenai aturan minum obat tanpa membatalkan puasa. Kesehatan tetap menjadi prioritas utama yang tidak boleh diabaikan meskipun sedang menjalankan ibadah. Bagi penderita penyakit kronis yang diizinkan dokter untuk tetap menjalankan puasa, jadwal konsumsi obat perlu disesuaikan dengan waktu berbuka hingga sahur. Konsultasi dengan dokter atau apoteker sangat dianjurkan agar penggunaan obat tetap sesuai aturan tanpa mengganggu jalannya ibadah puasa.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan panduan bagi masyarakat yang harus mengonsumsi obat selama menjalankan ibadah puasa. Bagi obat yang hanya perlu diminum sekali sehari, dapat dikonsumsi saat sahur atau saat berbuka puasa. Penggunaan obat dua kali sehari tetap bisa dilakukan saat berpuasa dengan menyesuaikan jadwal minum obat saat sahur dan berbuka puasa. Untuk obat yang diminum tiga kali sehari, waktu konsumsi obat perlu diatur ulang selama berpuasa, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui alternatif obat yang dapat diminum satu atau dua kali sehari. Obat yang harus diminum empat kali sehari biasanya memiliki jeda enam jam, namun jeda ini bisa disesuaikan selama berpuasa.
Dalam mengonsumsi obat saat puasa, obat yang diminum sebelum dan sesudah makan perlu diperhatikan. Obat yang diminum sebelum makan sebaiknya dikonsumsi 30 menit sebelum sahur atau berbuka puasa, sedangkan obat setelah makan bisa diminum 10-15 menit setelah sahur atau berbuka. Mengikuti panduan ini dan berkonsultasi dengan tenaga medis dapat membantu pasien dalam menjalankan puasa tanpa mengabaikan pengobatan yang sedang dijalani. Dengan cara ini, mereka tetap bisa merawat kesehatan sekaligus menjalankan ibadah puasa dengan lancar.
