Malam Satu Suro, yang jatuh pada malam 1 Muharram dalam kalender Hijriah, memiliki arti sakral bagi masyarakat Jawa. Tradisi ini merupakan hasil perpaduan budaya Islam dan adat Jawa sejak zaman Kerajaan Mataram Islam pada abad ke-17. Tahun ini, perayaan malam Satu Suro akan berlangsung pada Kamis malam, 26 Juni 2025 pukul 18.00 WIB. Nama “Suro” berasal dari kata Arab “Asyura” yang berarti “sepuluh”. Meskipun dalam Islam Asyura merujuk pada 10 Muharram, namun masyarakat Jawa menggunakan “Suro” sebagai nama bulan pertama dalam kalender Jawa-Islam.
Peringatan malam Satu Suro di Yogyakarta dipertahankan oleh Keraton Yogyakarta dan Pura Pakualaman. Tradisi tersebut melibatkan kegiatan seperti Jamasan Pusaka, Mubeng Beteng dan Tapa Bisu, Bubur Suran, serta Lampah Ratri. Sementara di Surakarta, tradisi malam Satu Suro diselenggarakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran dengan kegiatan seperti Jamasan Pusaka, Kirab Malam Satu Suro dan Kebo Bule, serta Kirab Pusaka Dalem.
Melalui pelestarian tradisi seperti Mubeng Beteng, Tapa Bisu, dan Kirab Pusaka, masyarakat tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkuat spiritualitas dan nilai-nilai sejarah yang diwariskan. Malam Satu Suro bukan hanya sebuah perayaan tahun baru, namun juga merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan budaya dan nilai-nilai keagamaan yang kaya, sehingga menjadi bagian penting dari keberagaman budaya Indonesia.