Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menjelaskan alasan di balik keputusan pemerintahannya untuk menghapus tantiem di BUMN yang mengalami kerugian serta memangkas jumlah komisaris BUMN. Prabowo menemukan fakta yang mengejutkan terkait tantiem yang diberikan kepada direksi atau komisaris BUMN, yang dianggapnya tidak masuk akal. Menurut Prabowo, tantiem dianggap sebagai istilah asing yang digunakan untuk menyembunyikan hal yang sebenarnya. Dia mencontohkan kasus seorang komisaris BUMN yang hanya rapat sebulan sekali namun menerima tantiem sebesar Rp 40 miliar setahun. Prabowo juga menekankan bahwa direksi BUMN tidak akan diberi tantiem jika perusahaan mengalami kerugian, serta harus mencapai keuntungan yang sesungguhnya. Selain itu, Prabowo menyoroti masalah jumlah komisaris yang terlalu banyak pada BUMN yang mengalami kerugian serta menyatakan bahwa pengelolaannya perlu diperbaiki. Dia menginstruksikan Badan Pengelola Investasi Danantara untuk menyesuaikan jumlah komisaris di BUMN sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi. Prabowo juga menegaskan pentingnya menjaga setiap rupiah uang rakyat dengan belanja yang berkualitas, serta mendorong efisiensi belanja negara. Tujuan dari penghematan tersebut adalah untuk memastikan belanja negara memberikan manfaat yang nyata, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya beli, dan kualitas layanan publik.
Mengapa Prabowo Hapus Tantiem BUMN: Respon Kritikilarang!

Read Also
Recommendation for You

Presiden Prabowo Subianto telah kembali ke Indonesia setelah menghadiri acara perayaan 80 Tahun Kemenangan Perlawanan…

Presiden Prabowo Subianto kembali ke Indonesia setelah mengunjungi Beijing, China, untuk merayakan 80 tahun kemenangan…

Pertemuan antara Prabowo Subianto dan Xi Jinping di Beijing menghasilkan kesepakatan penting untuk mengatasi isu-isu…

Pada hari yang cerah tanggal 3 September, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, menerima kunjungan dari Presiden…

Pimpinan DPR telah menerima dan merespons kekhawatiran yang disampaikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan…