Jenderal Ulysses S. Grant adalah lulusan Akademi Militer Amerika, West Point, dan merupakan seorang pemimpin yang sangat dihormati. Dia dikenal karena profesionalismenya dan juga kepribadiannya yang sederhana. Grant adalah seorang pekerja keras dan sangat dekat dengan anak buahnya. Di dalam peperangannya, Grant selalu berani dan tidak pernah putus asa.
Sebelum terlibat dalam Perang Saudara Amerika, Grant telah terlibat dalam Perang Amerika melawan Meksiko antara tahun 1846 dan 1848. Dia belajar banyak dari kepemimpinan Mayor Jenderal Zachary Taylor dan Jenderal Winfield Scott, yang membentuk kepemimpinannya di masa depan.
Grant juga mengalami berbagai cobaan dalam perjalanan kariernya, termasuk difitnah oleh saingannya sebagai peminum berat. Namun, Grant tetap teguh dalam tugasnya dan membawa pasukannya meraih kemenangan. Dia memimpin pasukannya merebut Fort Henry dan Fort Donelson yang merupakan kemenangan awal pihak Republik dalam Perang Saudara Amerika.
Grant juga mengalami masa-masa sulit, termasuk ketika dia ditegur oleh Kongres dan dicopot dari jabatannya selama Pertempuran Shiloh. Namun, dia tetap tegar dan akhirnya memimpin pasukannya meraih kemenangan di Vicksburg, Chattanooga, dan berhasil mengalahkan Jenderal Robert E. Lee.
Pasca perang, Grant terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, di mana dia memimpin reformasi untuk mengamankan hak-hak sipil penduduk kulit hitam. Dia juga memerintahkan pembubaran Ku Klux Klan yang rasis.
Selain keberaniannya di medan perang, Grant juga dikenal sebagai seorang diplomat yang ulung. Dia berhasil menjalin perdamaian antara Amerika dengan Inggris, Kanada, dan Spanyol.
Kisah Jenderal Grant adalah inspirasi bagi banyak orang, termasuk penulis dari buku ini, Prabowo Subianto. Dia sangat mengagumi Grant karena tidak hanya sebagai seorang pemimpin yang kuat di medan perang, tetapi juga sebagai seorang pemimpin yang berhati mulia dan berwibawa.
