Pada Jumat, 25 April 2025, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, bersama tim penasihat hukumnya mengajukan pertanyaan terkait klaim mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, mengenai perubahan keterangan saksi Donny dan Saeful Bahri di ruang merokok Gedung KPK. Mereka menekankan pentingnya KPK membuka rekaman CCTV untuk memverifikasi kebenaran pernyataan tersebut.
Salah satu penasihat hukum Hasto, Ronny Talapessy, meragukan klaim yang dibuat oleh Wahyu. Dia menegaskan bahwa perubahan keterangan seharusnya tercatat secara jelas dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) jika benar terjadi. Ronny menyoroti ketidakhadiran catatan tersebut dalam pemeriksaan yang dilakukan pada 12 Januari dan 12 Februari 2020.
Permintaan untuk melibatkan rekaman CCTV juga disuarakan oleh tim penasihat hukum lainnya, termasuk anggota tim, Febri Diansyah. Mereka menanggapi klaim Wahyu terkait dengan pertemuan Hasto, dengan menekankan bahwa pertemuan tersebut terjadi jauh sebelum pembahasan suap terjadi.
Dalam upaya menjaga transparansi dan kejelasan di dalam kasus ini, penting bagi JPU KPK untuk menyediakan rekaman CCTV yang diminta. Sebuah langkah yang dianggap penting agar segala proses hukum dapat berjalan dengan transparan dan adil.